Beragam Upacara Adat di Bangka BelitungUnik dan Penuh Makna.

Bagikan
  • Rebo Kasan

Rebo Kasan merupakan sebuah ritual yang berasal dari masyarakat Melayu pesisir pantai di Kabupaten Bangka. Upacara Rebo Kasan ini adalah hasil akulturasi dari nilai-nilai religius, legenda, dan mitos nenek moyang masyarakat Bangka.

Masyarakat setempat sendiri meyakini bahwa pada akhir hari Rabu bulan Shafar, Tuhan akan menurunkan bencana dari terbit fajar hingga matahari terbenam, baik itu bencana besar maupun bencana kecil. Tujuan dari upacara adat Bangka Belitung ini adalah untuk menolak bala atau musibah, sekaligus sebagai harapan agar hasil tangkapan para nelayan melimpah.

Dalam pelaksanaannya, masyarakat setempat akan melakukan doa bersama dan melanjutkan upacara dengan pencabutan ketupat lepas sebagai tanda sudah dicabutnya bencana yang mungkin akan menimpa mereka. Upacara Rebo Kasan ini akan diakhiri dengan makan bersama di dalam masjid menggunakan nampan yang dibawa oleh masing-masing masyarakat setempat.

  • Maras Tahun

Awalnya, upacara Maras Tahun hanya digelar untuk memperingati hasil panen petani padi di Kepulauan Bangka Belitung. Namun, saat ini, tujuan upacara tersebut tidak hanya terbatas pada peringatan hasil panen padi saja, melainkan juga sebagai bentuk ungkapan rasa syukur masyarakat Bangka Belitung, baik kepada petani maupun nelayan.

Maras memiliki arti sebagai memotong, sedangkan tahun memiliki arti sebagai tahun. Upacara ini memiliki makna bahwa masyarakat Bangka Belitung telah meninggalkan tahun sebelumnya dengan rasa syukur dan berdoa agar tahun berikutnya menjadi lebih baik.

Upacara Maras Tahun sendiri akan berlangsung selama tiga hari. Sebelum mencapai puncak perayaan, masyarakat Bangka Belitung akan disuguhi dengan berbagai kesenian daerah, seperti tari piring khas Minang dan pertunjukan teater Dulmuluk.

  • Mandi Belimau

Mandi Belimau merupakan ritual adat yang dijalankan oleh warga Bangka Belitung sebagai bentuk penyucian diri menyambut bulan Ramadhan. Upacara ini merupakan warisan leluhur dan telah dijalankan turun temurun oleh masyarakat setempat.

Menurut kepercayaan masyarakat setempat, tradisi ini pertama kali dikenalkan oleh Depati Bahrein yang merupakan keturunan dari Kerajaan Mataram, Yogyakarta yang melarikan diri bersama pengawalnya ke Pulau Bangka untuk menghindari pasukan Belanda.

Sebagai upacara adat yang sakral dengan nilai-nilai penting, Mandi Belimau dilakukan secara turun temurun dan memerlukan peralatan khusus. Selain bahan dan peralatan, faktor lain yang memengaruhi keberhasilan upacara ini adalah tata cara pelaksanaannya sesuai upacara adat Bangka Belitung.

  • Sepintu Sedulang

Sepintu Sedulang adalah semboyan dan moto yang menggambarkan semangat persatuan, kesatuan, dan gotong royong di kalangan masyarakat Pulau Bangka Belitung. Tradisi ini dilakukan saat pesta kampung dengan membawa dulang (nampan) yang berisi makanan untuk disajikan kepada tamu atau siapa pun yang hadir di masjid.

Selain itu, Sepintu Sedulang juga dikenal dengan sebutan “Nganggung,” yakni kegiatan di mana setiap rumah warga Bangka Belitung mengantarkan makanan menggunakan dulang atau nampan.

https://mediatrip.id/Selain menikmati keindahan alam Bangka Belitung, kamu juga dapat memperoleh wawasan yang kaya mengenai upacara adat yang umumnya dilakukan oleh penduduk setempat. Jika kamu berminat untuk mengamati keunikan Kepulauan Bangka Belitung dan menyaksikan tradisi adat yang tetap dijaga dengan baik oleh masyarakat setempat, kamu dapat mengunjungi langsung Kepulauan Bangka Belitung. Berbagai upacara adat masyarakat Kepulauan Bangka Belitung hingga saat ini masih terus dilaksanakan. Bagi anda yang tertarik melihat langsung bagaimana prosesi upacara adat ini, jangan lupa untuk mencermati waktu upacara adat ini dilaksanakan. (*)

Berita