Potong Rambut Gimbal Jadi Tradisi Unik Warga Dieng

Bagikan

Mediatrip.id – Salah satu tradisi unik masyarakat Dieng adalah potong rambut gimbal. Tradisi ini rutin dilakukan karena dipercaya memiliki makna dan tujuan. Rambut gimbal yang dimiliki warga Dieng ini bukanlah buatan atau disengaja, melainkan tumbuh alami. Biasanya rambut ini tumbuh di masa anak-anak.

Rambut gimbal diyakini sebagai anugerah dari Kyai Kolodete dan tradisi ini berawal dari Dataran Tinggi Dieng. Sekarang, tradisi ini menyebar ke beberapa desa, termasuk Tlogojati di Kabupaten Wonosobo. Masyarakat dengan rambut gimbal harus menjalani upacara adat khusus dengan persyaratan tertentu. Selain itu, mereka juga meyakini bahwa rambut tersebut harus dijaga dan tidak boleh dipotong tanpa mengikuti upacara tradisional seperti yang biasanya dilakukan.

Biasanya, peristiwa rambut gimbal ini terjadi pada anak-anak berusia 3 hingga 6 tahun. Anak tersebut seringkali mengalami sakit selama beberapa hari. Setelah itu, rambutnya secara perlahan mulai menggumpal. Proses ini berlanjut hingga akhirnya terbentuk gimbal yang semakin bertambah banyak.

Ketika sudah masuk ke tahap ini, orang tua anak enggan memotongnya dan membiarkannya terus tumbuh menjadi gimbal hingga mencapai usia sekitar 5 atau 6 tahun, sambil menyiapkan segala kebutuhan untuk melibatkan anak dalam tradisi potong rambut gimbal.

Sejumlah anak sedang menunggu giliran potong rambut/Foto:Mongabay

Bagi masyarakat Tlogojati, upacara ini memiliki makna sakral, dan ketenangan hati mereka tercapai setelah anak mereka menjalani ritual pemotongan rambut gimbal. Masyarakat di Dieng masih kental dengan animisme, yaitu kepercayaan akan leluhur yang kemudian dibudidayakan dengan nilai-nilai Islam. Mereka percaya bahwa rambut gimbal ini akan memberi sesuker yang berarti kesialan, kesedihan, atau malapetaka bagi anak-anaknya.

Oleh karena itu, rambut gimbal perlu dipotong. Setelah rambut anak-anak dipotong, maka orang tua mempercayai bahwa anak tersebut akan bebas dari sesuker yang dititipkan oleh Kyai Kolodete.

Tradisi ini adalah simbol dari hubungan antara leluhur, manusia, dan Tuhan yang memperlihatkan rasa terima kasih atas segala anugerah. Dalam upacara potong rambut gimbal, diberikan sesaji khusus untuk leluhur dan melibatkan prosesi keagamaan. Hal ini menciptakan pola yang mencampurkan unsur budaya lokal dan nilai-nilai Islam, menunjukkan keberadaan lokalitas yang masih dipengaruhi oleh Islam.

Tradisi potong rambut gimbal menarik orang untuk mengunjungi Dieng, daerah yang berbatasan antara Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten Wonosobo ini menggelarnya hampir setiap tahun, dan masuk kedalam agenda pariwisata. (Mediatrip.id/LG)