Di Seribu Rumah Gadang, kegiatan ini melibatkan masyarakat adat, pemilik homestay, pegiat pariwisata, serta pemangku kepentingan lainnya. Para peserta, mengenakan pakaian adat Minangkabau, berbaur dengan masyarakat dan pelaku pariwisata, menikmati panorama alam yang indah.
Pembina Yayasan Uma Nusantara, Yori Antar, menjelaskan bahwa kegiatan ini dilakukan rutin setiap tahun sebagai bentuk perjalanan cinta tanah air. “Setiap tahun menjelang 17 Agustus, kami selalu melakukan perjalanan cinta tanah air dengan kegiatan meresmikan rumah adat. Pada 2025 ini, kami memilih Solok Selatan,” ujar Yori.
Berkelanjutan
Kegiatan ini lebih dari sekadar perjalanan wisata. Menurut Yori, SRG adalah museum hidup yang tetap berdenyut bersamaan dengan kehidupan masyarakat adat. Keunikan Seribu Rumah Gadang, dengan deretan rumah gadang yang megah dan suasana pedesaan yang asri, menjadi daya tarik tersendiri.