Chit Ngiat Pan, Tradisi Unik Tionghoa Di Bangka Belitung

Bagikan

Selain ritual besar di kelenteng atau tempat perayaan utama, masyarakat Tionghoa juga melakukan sembahyang di rumah masing-masing. Sesaji berupa makanan, buah-buahan, kue-kue tradisional, minuman, hingga dupa dan lilin dipersembahkan di meja altar keluarga.

Ada pula sam-seng (tiga jenis daging: ayam, ikan, dan babi), yang melambangkan kelimpahan rezeki, serta kertas sembahyang yang dibakar sebagai bekal bagi arwah di alam baka.

Setiap sesaji memiliki makna tersendiri. Buah dan makanan manis melambangkan harapan hidup yang sejahtera dan penuh keberuntungan. Minuman dan teh sebagai bentuk penghormatan, tanda kerendahan hati manusia kepada para leluhur. Kue tradisional yang beraneka bentuk dianggap sebagai lambang harapan agar kehidupan keluarga selalu utuh, rukun, dan diberkati.

Sementara dupa yang menyala dan asapnya yang membumbung tinggi dipandang sebagai penghubung doa antara manusia dengan alam roh.